Seniman & Pelaku Seni

Sebenarnya, selama ini ada kegalauan didalam benak saya, ……….. sudah layakkah saya menyebut diri sebagai seorang Pelukis? Apa lagi menyebut diri sebagai Seniman. Untuk itu, …… saya mencoba  mencari jawabannya, baik  melalui media internet maupun melakukan diskusi dengan rekan-rekan yang saya anggap lebih senior dan banyak tahu tentang hal tersebut.

Pada suatu kesempatan, saat dalam perjalanan menuju kawasan Gunung Kelut dalam acara Tour dengan tema “Melukis Bareng” bersama Komunitas Adhicipta Art yang diprakarsai oleh Bpk. H. Winarno (Herona), kami berada dalam satu mobil dengan teman-teman diantaranya : Mas Shakti Laksono, Bu Retno Nagayomi,  Pak Leman, mbak Novi dan yang lainnya.
Untuk mengatasi kejenuhan,  saya iseng-iseng membuka dialog dengan topik “Apakah bedanya antara Seniman dan Pelaku Seni”.  Ternyata topik tersebut mendapat sambutan yang antusias dari teman-teman terutama dari Pak Leman (Ir. Sulaiman, seorang Arsitek Senior sekaligus Pelukis Sketsa yang handal),  sehingga terjadilah dialog yang seru diselingi dengan berbagai argumen serta Jole-joke yang bikin suasana menjadi penuh humor.

Setelah melalui diskusi yang panjang dan saya kaitkan dengan berbagai difinisi yang saya dapat dari berbagai sumber, maka menurut pemahaman saya :

  • Seniman : adalah seseorang yang dengan imajinasinya, ia menciptakan*) dan melahirkan sebuah karya seni.

Dalam istilah yang populer, seniman juga dipanggil dengan sebutan  Artis (yang dalam bahasa Inggris ditulis Artist)

Catatan : *) Kata “Menciptakan” disini menjadi mutlak, karena penekannya adalah pada aktifitas merangkai sesuatu, baik dari yang sudah ada maupun dari yang belum pernah ada, menjadi sesuatu yang baru dan mempunyai nilai sebagai karya seni.

Ornamen istana Alhambra, sebuah karya Seni Arsitektur yang bernilai tinggi.

  • Pelaku Seni : adalah seseorang yang pekerjaannya melakukan kegiatan seni**) atas sebuah kesenian yang telah diciptakan oleh seorang Seniman.

Catatan : **) Kata “melakukan kegiatan seni” yang dimaksudkan disini sebagai contoh adalah ; menari dimana tarian yang diperagakan oleh sang penari adalah hasil kreasi seorang Koreografer (bukan kreasi penari itu sendiri). Contoh lain adalah Bintang Film, dimana dalam memerankan sebuah peran,  mereka hanya menjalankannya sesuai dengan  skenario yang telah ditentukan oleh sang sutradara, jadi status mereka adalah sebagai “Pemeran” atau dalam istilah yang populer biasa dipanggil dengan sebutan Aktris (yang dalam bahasa Inggris ditulis Actress).

Dengan demikian, berarti Artis itu tidak sama dengan Aktris, karena Artis adalah Seniman, sementara itu Aktris adalah Pemeran.

Sedangkan menyangkut bentuk karya seni, dapat mencakup berbagai bidang diantaranya :

  • Seni Rupa (Lukisan, patung, instalasi dlsb.)
  • Seni Sastra (Puisi, Prosa dlsb.)
  • Seni Arsitektur (Bangunan, Taman dlsb.)
  • Seni Tari
  • Seni Musik (Pop, Jazz, Kroncong, Gamelan, Dangdut dlsb.)
  • Seni Peran (Sinetron, Film dlsb.)
  • Seni Panggung (Wayang Orang, Drama, Teater dlsb.)
  • Seni Kriya (Perhiasan Perak, Emas dlsb.)

THE LAST SUPPER, karya Leonardo da Vinci yg gagal akibat penggunaan material yg tidak tepat

Memang banyak sekali perbedaan pendapat yang sering muncul diantara para pakar seni, tetapi sebagai orang yang tidak pernah mengeyam pendidikan formal dibidang Seni, barangkali sebatas itulah kesimpulan yang dapat saya pahami.

Lalu bagaimanakah menurut pendapat anda?

4 Tanggapan

  1. Saya ingin mensitasi Anda dalam tulisan saya, boleh? Terima kasih.

  2. Saya setuju dengan tulisan bapak, juga tentang hakikat seniman,..sama ‘saya juga seperti halnya bapak tentang galau atas kelayakan diri menyebut diri sebagai seniman, biarlah orang lain yang menilai kita, senang sekali berkunjung di sini, ternyata menemukan blog yang sejenis dengan blog saya ‘tentang karya seni lukis https://wdanu.blogspot.com/ ,selamat berkarya, dan sukses selalu

    • Terima kasih ki Wayan Danu, telah berkunjung ke blog ini. Mohon maaf sebelumnya, karena terlambat meresponse krn sempat kehilangan password. Semoga kita dapat berbuat untuk seni dan budaya kita agar tetap lestari. Sekecil apapun tidak penting yang penting positif. Selamat berkarya.

Tinggalkan komentar